Di antara banyak sektor bisnis yang mengalami penurunan, industri kuliner tampaknya menjadi salah satu sektor yang paling terpukul.
Tahun 2020 – 2021 menggambarkan dampak jangka panjang dari COVID-19 dan tampaknya akan terus menjadi salah satu tantangan bisnis kuliner yang harus dihadapi.
Misalnya beberapa tahun belakangan ini, industri kuliner telah mengalami rentetan perubahan karena permintaan konsumen dan tren yang terus berubah.
Tak heran jika berbagai inovasi dan modifikasi bermunculan untuk menjawab tantangan ini. Lantas, apa saja tantangan bisnis kuliner dan solusinya?
Temukan jawabannya dengan terus membaca artikel ini!
Berbagai Tantangan Bisnis Kuliner dan Solusinya
Pandemi telah mengubah kebiasaan belanja dan makan masyarakat.
Selain itu, pandemi juga menunjukkan pentingnya makanan sehat dalam gaya hidup. Makanan bukan hanya untuk rezeki, tetapi sarana untuk berkembang dan tetap sehat.
Dari fenomena ini, Anda sebagai pebisnis kuliner perlu memikirkan kembali strategi untuk mempertahankan relevansi dalam lanskap pasca-COVID.
Namun, sebelum menyusun ulang strategi, berikut adalah beberapa tantangan bisnis kuliner dan solusinya yang perlu Anda ketahui:
1. Menjunjung Standar Kesehatan
Dunia telah hidup dengan virus corona hampir sepanjang tahun 2020, dan hal tersebut telah mengubah preferensi konsumen tentang urusan standar kesehatan makanan.
Jadi, memastikan bahwa standar ini ditegakkan di industri kuliner sangat penting untuk mempertahankan tingkat kepercayaan konsumen terhadap bisnis Anda saat ini.
Ini termasuk memastikan bahwa proses pengadaan bahan baku, proses memasak, pengemasan, hingga pengiriman harus memenuhi protocol kesehatan yang berlaku.
Pasalnya, bisnis kuliner adalah salah satu sektor yang tidak memungkinkan untuk Work From Home (WFH).
Anda tidak mungkin mengemas orderan makanan dan mengirimnya kepada pelanggan lewat email, bukan?
Solusinya: senantiasa jagalah standar atau protokol kesehatan dalam restoran, rumah makan, atau kedai Anda untuk memulihkan kepercayaan pelanggan pasca pandemi.
Misalnya mewajibkan setiap pengunjung yang akan masuk untuk mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
Wajibkan juga para karyawan Anda untuk selalu mengenakan masker, sarung tangan, penutup kepala, celemek, dan penjepit saat menyiapkan makanan.
2. Menarik Pelanggan
Tantangan bisnis kuliner lainnya yang sering dihadapi adalah kesulitan untuk menarik pelanggan, terutama pasca pandemi.
Bahkan setelah menerapkan prokes, masih banyak pebisnis yang merasa sulit untuk mendapatkan pelanggan.
Bagaimana strategi promosi yang tepat supaya pelanggan tertarik pada produk kuliner Anda?
Atau bagaimana caranya mengenalkan produk makanan baru yang Anda rilis sedangkan kebanyakan orang sudah punya langganan sendiri.
Solusinya, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan. Pertama, Anda bisa ikut berpartisipasi di bazar atau festival kuliner lokal.
Kedua, Anda bisa bekerjasama dengan aplikasi pihak ketiga seperti Grab Food atau Go Food sebagai media promosi produk Anda.
Ketiga, Anda bisa memaksimalkan penggunaan media sosial dengan mengunggah foto produk yang berkualitas dan menggugah selera.
Jangan lupa untuk memberikan penawaran menarik seperti voucher atau promo untuk menarik minat konsumen agar mau membeli.
3. Beradaptasi Untuk Beralih ke E-Commerce
Industri seperti elektronik, mainan, dan produk rumah tangga merupakan industri yang sudah mapan di ruang e-commerce.
Tetapi bisnis kuliner di era digital secara keseluruhan lebih lambat dalam penyerapannya.
Padahal, jika mampu beradaptasi dengan situasi sekarang, kemungkinan untuk meraih kesuksesan akan lebih besar dan cepat.
Pasalnya, kini semakin banyak konsumen beralih ke tren belanja online, sehingga e-commerce bisa jadi strategi penjualan dan pemasaran yang tepat untuk produk kuliner.
Lantas, bagaimana solusi supaya bisa cepat beradaptasi dengan pengalihan bisnis kuliner ke e-commerce ini?
Nah, agar produk kuliner Anda makin dilirik oleh konsumen via online, Anda perlu menyiapkan foto produk yang bagus dan deskripsi produk yang jelas.
Selain itu, usahakan untuk selalu mengamati kebutuhan pasar dengan cepat dan tanggap dalam merespons setiap pertanyaan dari calon konsumen.
Kemudian, maksimalkan juga fitur-fitur di aplikasi e-commerce yang Anda gunakan, seperti fitur gratis ongkir, Flash Sale, dan lain-lain.
4. Penipuan Online
Pasca pandemi COVID-19 memberi peluang yang luas bagi para pelaku kejahatan berupa penipuan makanan via online.
Ini merupakan tantangan bisnis kuliner lainnya yang termasuk baru dan harus dihadapi oleh para pelaku usaha kuliner saat ini.
Lonjakan permintaan ditambah penurunan ekonomi mengubah prioritas sebagian orang untuk mendapatkan makanan semurah mungkin.
Terlebih lagi kini kemudahan akses untuk terhubung dengan orang lain membuka jalan bagi oknum tak bertanggung jawab untuk melancarkan aksinya.
Solusinya, sebagai pelaku bisnis kuliner Anda harus berhati-hati terhadap pesan-pesan mencurigakan, baik itu dari pinjaman uang, pesanan, investasi, dan lainnya.
Baca juga: Mau Beli Modem Internet? Kenali Dulu Berbagai Jenisnya di Sini!
5. Persaingan Bisnis yang Ketat
Tantangan bisnis kuliner selanjutnya yang harus Anda hadapi adalah ketatnya persaingan bisnis.
Seperti yang Anda tahu, bahwa semua orang pasti punya tempat langganan untuk mendapatkan produk kuliner favoritnya.
Begitu juga dengan bisnis kuliner pasca pandemi seperti sekarang ini. Orang-orang cenderung memilih produk kuliner dari bisnis yang sudah mapan.
Nah untuk menarik hati konsumen sebagai pendatang baru dalam bisnis kuliner, Anda harus pandai menyusun strategi untuk menarik hati konsumen.
Bagaimana caranya? Cobalah untuk mulai melakukan promosi secara agresif.
Manfaatkan fitur-fitur promosi di medsos seperti Facebook Ads, Instagram Ads, TikTok Ads dan sebagainya.
Daftarkan juga usaha kuliner Anda di layanan aplikasi yang paling sering digunakan oleh masyarakat.
Bila perlu, bekerjasamalah dengan influencer atau food blogger untuk mempromosikan produk makanan Anda.
6. Menambah Value Produk
Pasca pandemi, banyak masyarakat yang mulai memperhatikan value dari produk makanan dan minuman.
Misalnya seperti produk yang diperkaya dengan vitamin, mineral, atau protein, menjadi lebih populer karena konsumen mencari lebih dari sekadar rasa dan harga.
Sebagai pengusaha, ini menjadi tantangan bisnis kuliner yang harus Anda hadapi.
Anda harus mencari cara untuk menambah nilai pada produk mereka dengan cara yang masuk akal tanpa menimbulkan biaya selangit.
Misalnya dengan mempercantik kemasan, meningkatkan kualitas pelayanan, berikan pilihan metode pembayaran dan pengiriman yang beragam, dan lain sebagainya.
7. Siklus Inovasi Produk yang Lambat
Membawa ke pasar produk makanan dan minuman baru yang selaras dengan tren konsumen yang muncul menjadi tantangan bisnis kuliner yang sulit dihadapi.
Itu karena proses menciptakan produk baru yang relevan hingga siap dipasarkan ke masyarakat membutuhkan waktu.
Seperti uji coba resep berulang kali, uji konsistensi rasa, mendapat sertifikasi standar makanan, dan masih banyak proses lainnya.
Dan pada saat produk makanan atau minuman tersebut berhasil dirilis, tren mungkin akan mereda atau kompetisi ternyata sudah membanjir.
Lalu, bagaimana menjawab tantangan bisnis kuliner dan solusinya untuk membuat inovasi produk dengan tepat waktu?
Kuncinya adalah selalu up to date, gunakan kreatifitas, kumpulkan feedback dari konsumen, dan jangan takut untuk segera memulai inovasi.
Nah, itulah deretan tantangan bisnis kuliner dan solusinya yang harus Anda pahami dan praktekkan sesegera mungkin agar bisnis Anda tak kalah saing.
Adakah dari tantangan di atas yang saat ini mungkin sedang Anda hadapi?
- 0
- 2134